Friday 10 October 2008

Dampak Rokok Mengincar Kaum Miskin dan Bodoh


Merokok, merupakan kebiasaan yang sulit dihilangkan yang menimbulkan berbagai permasalahaan kesehatan. Di Indonesia kebiasaan merokok menempati urutan ke-3 terbesar di dunia setelah china, dan India. Diperkirakan jumlah perokok di Indonesia sebanyak 62.800.000 orang. Seharusnya pemerintah membuat kebijakan untuk melindungi rakyatnya, namun pemerintah tampaknya kurang peduli terhadap dampak rokok yang terlihat dengan tidak ikut serta menandatangani Framework Convention On Tobacco Control (FCTC). Indonesia satu-satunya negara di Asia yang tidak ikut menandatangani kesepakatan tersebut.

Seiring dengan waktu, perokok semakin marak di negara kita. Indonesia memang menjadi konsumen incaran pebisnis rokok dunia seperti Philip Moris. Mungkin pemerintah belum pernah menghitung secara matematis berapa uang yang bisa diperoleh dari rokok dan berapa uang yang harus di buang untuk menanggulangi dampak rokok.

Penelitian membuktikan bahwa asap rokok mengandung 400 zat berbahaya dan 43 zat bersifat pencetus kanker (karsinogenik). Tar merupakan salah satu kandungan asap rokok yang akan menumpuk di paru-paru dan saluran nafas. Tar ini diketahui 90% sebagai pemicu kanker. Dampak jangka pendek dari rokok adalah iritasi mata, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, nafsu makan turun, berkurangnya rasa mengecap dan membau, dan ciri paling menonjol adalah warna gigi dan jari berwarna kuning sampai hitam. Dampak jangka panjangnya adalah gangguan saluran pernafasan, alat reproduksi, jantung, kanker, dan penyakit lainnya. Rokok terkait erat dengan kesehatan jantung dan pembuluh darah. Hal ini dikarenakan rokok merupakan faktor utama resiko jantung koroner disamping kolesterol dan hipertensi (darah tinggi). Selain itu, rokok beresiko stroke, kematian mendadak, dan percepatan ateroskerosis meningkat pada perokok dan non perokok. Merokok tak hanya merugikan diri tetapi beresiko juga perokok pasif. Resiko kanker paru-paru istri perokok 30% lebih besar dari istri non perokok, anak perokok beresiko 20% menderita saluran pernafasan, 50% kelainan janin, 75& terpengaruh menjadi perokok aktif. Maka dari itu, mulailah hidup sehat tanpa rokok.


(Dikutip dari majalah Sinar Kesehatan Edisi Juli/II/2008)

No comments: